Duka di Gedung DPRD Kabupaten Kediri: Motor Pegawai Honorer Turut Dijarah


Kediri – Suasana duka masih menyelimuti jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kediri pasca gelombang aksi anarki yang melanda. Tak hanya meninggalkan gedung yang luluh lantak, aksi brutal massa juga disertai penjarahan sejumlah fasilitas.

Salah satu korban adalah Hariyanto, tenaga kontrak di Sekretariat DPRD yang akrab disapa Paul Boba. Sepeda motor Honda Vario hitam bernomor polisi AG 2085 BE miliknya raib digondol massa.

Hariyanto mengaku masih syok dengan kejadian tersebut. Pagi hari, Kamis (4/9), ia memarkir motornya seperti biasa di area kantor DPRD. Namun, malam harinya, saat amarah massa membakar gedung dan merusak fasilitas, motor yang baru 11 kali ia cicil itu hilang tanpa jejak.

> “Kemarin saya sudah lapor kehilangan ke Polres Kediri. Hari ini saya mengurus ke pihak leasing. Harapannya motor bisa kembali, karena itu kendaraan saya sehari-hari untuk bekerja,” ucapnya lirih.


DPRD Sampaikan Permohonan Maaf

Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Murdi Hantoro, menyampaikan penyesalan mendalam atas kerusuhan yang terjadi. Didampingi pimpinan DPRD lainnya—Sentot Jamaludin (PKB), Ketut Gutomo (Gerindra), dan Sigit Sosiawan (Golkar)—Murdi mengakui banyak kekurangan DPRD dalam menyerap aspirasi masyarakat.

> “Saya menyampaikan permohonan maaf apabila DPRD belum maksimal menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Kami juga mohon maaf atas dampak kerusuhan ini, termasuk kerusakan berat di gedung DPRD yang membuat pelayanan belum optimal. Ke depan, kami berkomitmen memperbaiki diri agar lebih baik,” tegas Murdi.


Meski gedung hancur, Murdi menegaskan roda pemerintahan tetap berjalan. Beberapa ruang di lantai dua masih bisa digunakan untuk rapat dan pelayanan publik.

> “Dengan kondisi ini, kami tetap berusaha melaksanakan tugas sebaik mungkin. Soal rehabilitasi gedung, nanti dipikirkan kemudian. Yang penting, roda kerja tetap berjalan,” ujarnya.


Kerugian Ditaksir Miliaran Rupiah

Kerusuhan ini menimbulkan kerugian besar. Menurut catatan DPRD, sekitar 600 kursi ruang paripurna, laptop, sistem suara, hingga peralatan rapat hancur atau dijarah. Empat mobil dinas berhasil diselamatkan, namun sejumlah sepeda motor dan kendaraan pribadi tidak terselamatkan.

> “Kalau dihitung dari bangunan saja nilainya sekitar Rp10 miliar. Belum termasuk laptop, sound system, dan peralatan rapat lainnya,” jelas Murdi.



Murdi juga mengaku terkejut dengan aksi massa yang terjadi tiba-tiba.

> “Tak ada tanda-tanda, tak ada dialog. Tiba-tiba massa datang dan menghantam. Kebetulan hari itu libur, massa dari kota langsung bergeser ke pemkab dan merusak. Kami sama sekali tidak tahu,” ungkapnya.


Langkah Ke Depan

Sebagai tindak lanjut, DPRD Kabupaten Kediri akan menggelar rapat pimpinan serta pertemuan dengan ketua fraksi untuk merumuskan langkah strategis ke depan.

Murdi berharap insiden kelam ini menjadi yang terakhir kalinya terjadi di Kediri.

> “Kami semua berharap situasi segera pulih, masyarakat kembali tenang, dan roda pemerintahan berjalan normal,” pungkasnya.



📰 Catatan Redaksi: Tragedi di Gedung DPRD Kabupaten Kediri ini bukan hanya soal kerusakan fisik, tetapi juga menjadi momentum refleksi bagi semua pihak. Duka pegawai honorer seperti Hariyanto menjadi potret nyata bagaimana dampak kerusuhan bisa menimpa siapa saja, bahkan rakyat kecil.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال